Desa Wisata Wae Lolos ke Kancah Global Jalin Kemitraan dengan PUM Belanda

Labuan Bajo, Desa Wisata Wae Lolos, 16 Desember 2025 – Di ujung tahun 2025 yang sarat harapan, sebuah jembatan digital terentang menghubungkan inisiatif akar rumput di timur Indonesia dengan pengalaman global dari Eropa. Momen berharga itu adalah pertemuan daring antara Pokdarwis Cunca Plias dari Desa Wisata Wae Lolos, Nusa Tenggara Timur, dengan PUM Netherlands Senior Experts, sebuah organisasi nirlaba terkemuka dari Belanda.
Pertemuan ini bukan kebetulan, melainkan buah dari penantian dan proses permohonan yang tekun selama empat bulan. Diwakili oleh Ketua Pokdarwis, Robert Perkasa, dan Sekretaris, Marwan Jainun, Pokdarwis Cunca Plias akhirnya mendapat kesempatan berharga untuk menjabarkan visi mereka kepada PUM, mitra yang berfokus pada pendampingan pengembangan kapasitas lintas bidang.
Konsep Inti: Integrasi untuk Keberlanjutan
Fokus diskusi selama tiga puluh menit yang padat tersebut adalah peluang pengembangan model pariwisata rural yang transformatif: Integrated Tourist Activities (ITA).

Ketika pihak PUM menanyakan bentuk dukungan konkret yang dibutuhkan, jawaban Pokdarwis tegas dan terarah: mereka membutuhkan pendampingan untuk mewujudkan konsep ITA.
Integrated Tourist Activities (ITA) adalah sebuah pendekatan pariwisata terpadu yang menyatukan potensi atraksi alam, budaya, aktivitas keseharian masyarakat, serta nilai-nilai lokal menjadi satu rangkaian pengalaman wisata yang utuh, terstruktur, dan berkelanjutan.
Selama ini, aktivitas wisata di Wae Lolos cenderung bersifat insidental, tergantung pada inisiatif pemandu atau permintaan spontan wisatawan. Melalui ITA, Desa Wisata Wae Lolos ingin melangkah lebih jauh, mengubah pariwisata dari sekadar kunjungan menjadi produk utama destinasi yang dirancang, dikelola, dan dipasarkan secara kolektif oleh komunitas.
Budaya sebagai Bagian dari Keseharian
ITA menawarkan pengalaman yang tidak terfragmentasi. Wisatawan akan diajak melalui alur perjalanan yang jelas dan bernilai, menghubungkan setiap elemen: mulai dari trekking ke air terjun, eksplorasi kebun, interaksi dengan kehidupan desa, mencicipi kuliner lokal, hingga menikmati atraksi budaya.
Model ini sejatinya adalah upaya mulia untuk menjaga budaya agar tetap hidup. Sebagai desa wisata berbasis masyarakat, kearifan lokal (local wisdom) adalah daya tarik utama. Agar nilai-nilai ini tidak sekadar menjadi pertunjukan, ia harus diintegrasikan dan menjadi bagian dari aktivitas keseharian yang autentik.
Dampak yang diharapkan multi-dimensi. Selain meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan—sebagai kunci peningkatan peminat—model ini juga bertujuan untuk memperkuat distribusi manfaat ekonomi secara lebih merata di antara seluruh masyarakat desa.
Pondasi Menuju Profesionalisme Global
Bagi Pokdarwis Cunca Plias, ITA adalah fondasi penting menuju pengelolaan destinasi yang lebih profesional dan siap bersaing. Pendampingan dari PUM Netherlands Senior Experts diharapkan dapat menjadi katalis untuk memperkuat tiga aspek krusial:
- Perencanaan dan Manajemen Aktivitas yang lebih sistematis.
- Peningkatan kapasitas SDM lokal agar memiliki kompetensi global.
- Pengemasan Produk Wisata yang sesuai dengan standar dan ekspektasi pasar internasional.

Dengan langkah awal strategis ini, Desa Wisata Wae Lolos menatap tahun 2026 sebagai titik awal terobosan baru. Kami bertekad mengubah pariwisata dari sekadar kunjungan singkat menjadi sebuah pengalaman bermakna yang lahir dari desa, dikelola oleh masyarakat, dan memberi dampak nyata bagi keberlanjutan ekonomi dan budaya lokal.
Perjumpaan dengan PUM adalah penanda, bahwa visi pariwisata rural yang terintegrasi di Wae Lolos kini sedang bergerak dari cita-cita menuju realita.
*Robert Perkasa
![]()